Wawancara: Walikota Makassar
By Medha Basu
Ramdhan Pomanto berbicara tentang rencananya untuk menumbuhkan perekonomian, membersihkan kota dan menggunakan data untuk melacak layanan.
Pejabat kota melaporkan kegiatan seharian mereka kepadanya melalui 200 kelompok yang berbeda pada layanan mengobrol, yang dipantau secara pribadi. Apabila pejabat kabupaten mengunjungi rumah tangga setiap minggu, "mereka harus mengambil selfie kunjungan dan melaporkan ke WhatsApp", katanya.
Lokasi strategis Makassar di tengah Indonesia, menghadapkannya ke jalur pelayaran sibuk Selat Makassar. Masalah terbesar untuk masa depannya adalah "bagaimana Makassar dapat mengambil kedudukan sebagai pusat ekonomi di Indonesia Timur," jelas Pomanto.
Pertumbuhan ekonomi
Walikota bertumpu perhatiannya pada tiga bidang untuk mencapai pertumbuhan ekonomi - usaha kecil, perumahan dan pendidikan.
Ekonomi Makassar didorong oleh usaha kecil, yang biasanya dijalankan oleh keluarga di lorong-lorong kota. Pendekatan saya adalah untuk bermula dari lorong dan memperkuatkan usaha kecil" katanya.
Pemerintah telah membangunkan kios baru bagi pedagang kaki lima untuk menjual barang-barang mereka. Walikota, yang sebelumnya seorang arsitek, telah merancang ulang kios ini sendiri. Kios telah didirikan di sepanjang Pantai Losari.
Untuk meningkatkan perumahan, Pomanto telah merancang apartemen modular baru yang dapat dibangunkan dalam tiga hari. Pemerintah mensubsidi 50% dari biaya apartemen untuk membuatnya lebih terjangkau, katanya.
Prioritas ketiga untuk pertumbuhan ekonomi adalah pendidikan. Sekolah sedang didorong "untuk memotivasi generasi berikutnya untuk mengenal potensi kota dan bagaimana bisa dapat jaringan sebagai kota global", kata Pomanto.
Pelacakan yang bermanfaat
Pemerintah ingin memastikan bahwa skema perumahan dan bisnis menjangkau orang-orang yang akan mendapat keuntungan besar dari ini. Walikota telah memperkenalkan kartu pintar, yang menyimpan data termasuk nomor cukai dan lapangan kerja.
Pejabat kabupaten dapat menggunakan kartu pintar untuk mengenal pasti keadaan pekerjaan warga negara yang menerima subsidi perumahan. Pengusaha harus memiliki kartu pintar untuk mendaftarkan usaha mereka dan menerima pinjaman yang didukung pemerintah dari bank, Pomanto mengatakan.
Kartu pintar juga membawa riwayat medis - dapat menyimpan data 155 jenis penyakit, dan juga memegang golongan darah dan indikator penting yang lain. Kartu ini membantu pemerintah memberikan pelayanan kesehatan di rumah-rumah penduduk. "Jika anda sakit dan anda menelepon pusat krisis, dokter akan datang ke rumah anda untuk melakukan diagnosis awal. Mereka dapat melakukan EKG, misalnya, dan mengirim data ke dokter spesialis. Mungkin dalam 10 menit, mereka akan mendapatkan diagnosis melalui iPad dan menyalin data ke kartu pintar, "Walikota menjelaskan.
Makassar sedang membangun sebuah pusat operasi - unit pusat untuk menganalisis semua informasi ini. Ia akan membawa data dari seluruh pemerintah, termasuk kartu pintar, kesehatan, layanan darurat dan transportasi umum. "Strategi saya adalah untuk mendapatkan data yang besar dari warga negara. Kami kemudian dapat menganalisis masalah secara waktu nyata untuk merespon dengan cepat dan membuat keputusan yang tepat, "katanya. Pusat ini akan digunakan mulai tahun depan.
Mengubah perilaku masyarakat
Pomanto mendorong warga untuk merapikan kota. Ia percaya pola pemikiran masyarakat harus berubah. Pendekatannya adalah untuk menjadi "langsung" dengan warga negara. Dia telah meluncurkan kampanye yang disebut Lihat Sampah Ambil (atau Lisa) untuk mendapatkan warga negara untuk membersihkan dengan cara bertanggung jawab pada diri mereka sendiri. "Jika anda melihat sampah, ambilnya," katanya.
Program lain yang disebut Taman Lorong mendorong warga negara untuk menanam tanaman di sisi jalan. 17,000 warga negara telah datang ke peluncuran program ini, katanya.
Tahun depan, transportasi merupakan prioritas Walikota. Selain dari mini-van yang disebut secara lokal sebagai pete-pete, kotanya tidak memiliki transportasi umum. Walikota ingin memperkenalkan bus dan kereta, katanya. Ia juga merancang "pete-pete pintar" di mana penumpang dapat membayar dengan kartu pintar mereka dan dapat dipantau melalui GPS.
Walikota Pomanto telah memprioritaskan perusahaan, perumahan dan pendidikan bagi rencananya untuk menumbuhkan perekonomian. Masih banyak yang harus dilakukan untuk membuat Makassar pusat ekonomi Indonesia Timur. Namun arsitek ini menggunakan cara gaya tangan langsung untuk membangunkan masa depan yang kuat.